Di antara nama-nama sahabat Nabi Muhammad, terdapat 4 nama sahabat yang sangat populer karena keempatnya menjabat sebagai khalifah yang bergelar khulafaur rasyidin. Mereka adalah Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Keempat sahabat tersebut berhasil mempertahankan Islam sesuai ajaran Nabi Muhammad dan membawa Islam semakin dikenal di penjuru dunia.
Keempat sahabat nabi ini juga mendapatkan jaminan dari Nabi untuk masuk ke dalam surga. Untuk lebih jauh mengenal para sahabat nabi ini, kita akan melihat satu persatu baik dari asal usul maupun kehidupan dari para sahabat nabi ini. Semoga bisa menjadi teladan bagi kita semua.
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Sahabat nabi yang menjadi khalifah pertama pengganti nabi adalah Abu Baka Ash Shidiq. Abu Bakar termasuk sahabat yang awal masuk Islam. Abu Bakar mendapatkan gelar Ash Shidiq karena beliau selalu membenarkan apa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad.
Bahkan pada saat peristiwa Isra Mi’raj di mana sebagian orang yang sudah masuk Islam, menganggap bahwa peristiwa tersebut hanya karangan saja, Abu Bakar dengan tegas mengatakan bahwa dia percaya dengan apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad.
Abu Bakar adalah sahabat nabi yang merupakan pedagan dan paling kaya sekaligus paling dermawan. Setelah masuk Islam, Abu Bakar tidak sungkan mengorbankan seluruh hartanya demi kepentingan Islam. Selain itu, Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang mendampingi beliau saat hijrah ke Madinah.
Bukan hanya harta saja yang rela dikorbankan oleh Abu Bakar, tetapi juga nyawa karena perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah ini sangat beresiko dengan banyaknya kaum kafir Quraisy yang mencari orang-orang berhijrah tersebut dan tidak segan-segan untuk membunuh mereka.
Abu Bakar juga setia menemani Rasulullah ke manapun Raasulullah pergi. Dikisahkan, Nabi dan Abu Bakar sempat beristirahat di sebuah gua. Ketika itu, kafir Quraisy curiga pada gua tersebut. Abu Bakar sendiri ketakutan akan dilihat oleh kaum Quraisy yang mengejar mereka.
Tetapi setelah mendengar ucapan Rasulullah bahwa Allah bersama mereka, Abu Bakar langsung tenang. Atas izin Allah, seekor laba-laba membuat jaring di depan gua dan seekor burung menciptakan sarang sehingga kafir Quraisy tidak mengira di dalam gua tersebut ada Nabi dan Abu Bakar.
Setelah nabi wafat, Abu Bakar adalah orang yang paling lantang menyelamatkan Islam. Ia berkata, “Jika ada orang yang menyembah Muhammad, Muhammad sudah mati. Tapi, jika ada orang yang menyembah Allah, Allah tidak akan mati”.
Ucapan tersebut sangat berarti bagi muslim yang saat itu begitu terkejut mendengar berita wafatnya Nabi Muhammad. Karena Nabi Muhammad adalah figur teladan Islam, tentu saja sebagian orang tidak percaya bahwa Nabi Muhammad meninggal, termasuk Uma Bin Khattab sendiri yang sangat marah ketika ada orang yang mengabarkan bahwa Nabi Muhammad meninggal dunia.
Namun, setelah mendengar ucapan Abu Bakar tersebut, Umar Bin Khattab tersadar atas kesalahannya dan bisa menerima kematian Nabi Muhammad. Saat menjadi khalifah, Abu Bakar terkenal dengan ketegasannya menjalankan hukum Allah.
Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab awalnya sangat membenci Nabi dan Al Quran. Untunglah, Umar mendapat hidayah saat mendengar adiknya membaca Al Quran. Umar termasuk sahabat yang temperamental, sekaligus sangat hebat dalam berperang.
Sebelum masuk Islam, Umar adalah sosok yang ditakuti oleh Nabi Muhammad dan pengikut Islam lainnya karena Umar adalah sosok yang tidak segan membunuh orang yang tidak disukainya. Bahkan, anak perempuannya sendiri rela dibunuh untuk menutupi aib karena mempunyai anak perempuan.
Namun, setelah Umar masuk Islam, kekuatan Islam pun bertambah. Orang-orang kafir Quraisy sedikit gentar dengan adanya Umar di pihak Nabi Muhammad. Bahkan, Umarlah yang menyuruh Nabi Muhammad untuk berdakwah dengan terang-terangan dan mengatakan dialah yang akan menjadi orang pertama yang melawan orang yang berani mengganggu Islam.
Walaupun keras, tetapi hati Umar sangat lembut dan tidak jarang menangis ketika mendengar ayat Al Quran. Apalagi ketika beliau mengingat perbuatan-perbuatannya sebelum masuk Islam yang sangat buruk.
Setelah Abu Bakar meninggal, Umar menggantikannya sebagai khalifah. Saat menjadi khalifah inilah, Umar tidak mau mengambil kekayaan sepeser pun. Umar juga tidak menggunakan istana sebagai tempat menjalankan pemerintahan.
Umar menggunakan bawah pohon kurma untuk mengatur pemerintahan dan sering turun langsung ke pemukiman penduduk untuk melihat kehidupan rakyatnya. Bahkan, ketika ada seorang ibu yang mengeluh bahwa pemimpin Islam tidak mau tahu pada kemiskinannya, Umar turun tangan langsung membantu sang ibu dengan cara membawa sendiri karung beras dari gudang penyimpanan negara.
Utsman Bin Affan
Utsman adalah sahabat Nabi yang kaya dalam usia muda, seperti halnya Abu Bakar. Utsman sangat beruntung karena bisa menikahi dua putri Rasulullah berturut-turut. Setelah Ruqoyah meninggal, beberapa waktu kemudian Utsman menikahi Ummu Kultsum.
Ustman adalah khalifah pengganti Umar. Pada masa pemerintahan Utsman, mulai terjadi korupsi yang dilakukan Muawiyyah, yang kelak mendirikan Dinasti Umayyah.
Kepemimpinan Utsman, secara umum, dibagi dalam dua periode. Enam tahun pertama, Utsman memimpin dengan gemilang. Akan tetapi, pada enam tahun kedua, dengan adanya korupsi dan nepotisme, pemerintahan Utsman dianggap tidak bersih.
Ali Bin Abi Thalib
Ali adalah sahabat nabi yang paling cerdas. Ia juga sangat hebat dalam berperang. Dikisahkan, pernah ada seorang yang bertarung melawan Ali dan pedang orang tersebut jatuh. Ali tidak langsung membunuhnya. Ali ingin bertarung dengan adil, menunggu orang tersebut mengambil pedangnya yang terjatuh, kemudian bertempur lagi.
Oleh karena itu, Ali mendapat gelar “Singa Allah” dan “Pangeran Orang Beriman”. Melalui Ali, garis keturunan Nabi dilanjutkan karena Ali menikahi Fatimah, putri kesayangan Nabi. Ali sendiri adalah anak dari paman Nabi yaitu Abi Thalib dan sejak kecil Ali sudah bersahabat dengan Rasulullah.
Sayangnya saat pemerintahan Ali ini terjadi pertempuran dan pemberontakan karena sebagian merasa bahwa pemerintahan Ali kurang adil. Ali terbunuh oleh golongan khawarij yang menyatakan bahwa mereka keluar dari dua kelompok yang berseteru dan mendirikan kelompok sendiri.
Pengikut Ali ini sangatlah loyal kepada Ali dan biasa disebut dengan golongan Syiah. Sayangnya, karena adanya kesalahan dalam pemahaman terhadap agama dan fanatisme yang berlebihan, golongan Syiah ini seolah menjadikan Ali sebagai nabi. Tentu hal ini sangat disayangkan karena Ali sendiri mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah nabinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar